Selasa, 29 Maret 2011

Dijual keperawanan, siapa yang mau beli?

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Satpam hotel mulai curiga ke wanita itu. Tp dia hanya memandang saja dgn awas ke arah langkah wanita itu yg kemudian mengambil tempat duduk di lounge yg agak di pojok.
Satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yg harus dicurigainya terhadap wanita itu. Krn dua kali waiter mendatanginya Tp , wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yg dipesan. Lantas utk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yg sedang ditunggunya ?
Wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yg biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak blm terlalu dewasa
Setelah sekian lama, akhirnya Satpam terpaksa mendekati dan kemudian bertanya:
” Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? ”
” Tidak! ” Jawab wanita itu
” Lantas utk apa anda duduk di sini?”
” Apakah tdk boleh? ”
” Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yg ingin menikmati layanan kami.”
” Maksud, bapak? ”
” Anda harus memesan sesuatu utk bisa duduk disini ”
” Nanti aku akan pesan setelah aku ada uang. Tp sekarang, izinkanlah aku duduk di sini utk sesuatu yg akan aku jual ” Kata wanita itu dgn suara lambat.
” Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? ”
Satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yg akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yg hanya membawa brosur.
” Ok, lah. Apapun yg akan anda jual, ini bukanlah tempat utk berjualan. Mohon mengerti. ”
” Aku ingin menjual diri aku , ” Kata wanita itu dgn tegas sambil menatap dalam-dalam kearah satpam itu.
Satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
” Mari ikut aku , ” Kata satpam itu memberikan isyarat dgn tangannya.
Wanita itu menangkap sesuatu tindakan cooperativ krn ada secuil senyum di wajah Satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti satpam itu.
Di koridor hotel itu terdapat kursi yg hanya utk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yg tersedia khusus bagi pengunjung yg ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.
” Apakah anda serius? ”
” Aku serius ” Jawab wanita itu tegas.
” Berapa tarif yg anda minta? ”
” Setinggi-tingginya. .’ ‘
” Mengapa?” satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
” Aku masih perawan ”
” Perawan? ” Sekarang satpam itu benar-benar terperanjat. Tp wajahnya berseri. Peluang emas utk mendapatkan rezeki berlebih hari ini..
Pikirnya
” Bagaimana aku tahu anda masih perawan?”
” Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan …”
” Kalau tdk terbukti? ”
” Tdk usah bayar …”
” Baiklah …” satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
” Aku akan membantu mendapatkan pria kaya yg ingin membeli keperawanan anda. ”
” Cobalah. ”
” Berapa tarif yg diminta? ”
” Setinggi-tingginya. ”
” Berapa? ”
” Setinggi-tingginya. Aku tdk tahu berapa? ”
” Baiklah. Aku akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ”
satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.
Tak berapa lama kemudian, satpam itu datang lg dgn wajah cerah.
” Aku sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? ”
” Tdk adakah yg lebih tinggi? ”
” Ini termasuk yg tertinggi, ” satpam itu mencoba meyakinkan.
” Aku ingin yg lebih tinggi…”
” Baiklah. Tunggu disini …” satpam itu berlalu.
Tak berapa lama satpam itu datang lg dgn wajah lebih berseri.
” Aku dapatkan harga yg lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ”
” Tdk adakah yg lebih tinggi? ”
” Nona, ini harga sangat pantas utk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tdk akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tdk akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dgn uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang utk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dgn membawa uang banyak. Dan lg , anda juga telah berbuat baik terhadap aku . Krn aku akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh … ”
” Aku ingin tawaran tertinggi … ” Jawab wanita itu, tanpa peduli dgn celoteh satpam itu.
satpam itu terdiam. Namun tdk kehilangan semangat.
” Baiklah, aku akan carikan tamu lainnya. Tp sebaiknya anda ikut aku . Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit. Agar ada sesuatu yg memancing mata orang utk membeli. ” Kata satpam itu dgn agak kesal.
Wanita itu tak peduli dgn saran satpam itu Tp tetap mengikuti langkah satpam itu memasuki lift.
Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.
” Ini yg aku maksud, tuan. Apakah tuan berminat? ” Kata satpam itu dgn sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dgn seksama ke sekujur tubuh wanita itu …
” Berapa? ” Tanya pria itu kepada Wanita itu.
” Setinggi-tingginya ” Jawab wanita itu dgn tegas.
” Berapa harga tertinggi yg sudah ditawar orang? ” Kata pria itu kepada sang satpam.
” Rp.. 6 juta, tuan ”
” Kalau begitu aku berani dgn harga Rp. 7 juta utk semalam. ”
Wanita itu terdiam.
satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.
” Bagaimana? ” tanya pria itu.
”Aku ingin lebih tinggi lg …” Kata wanita itu.
satpam itu tersenyum kecut.
” Bawa pergi wanita ini. ” Kata pria itu kepada satpam sambil menutup pintu kamar dgn keras.
” Nona, anda telah membuat aku kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ”
” Tentu! ”
” Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … ”
” Aku minta yg lebih tinggi lg …”
satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang.
Dicobanya utk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.
” Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Aku akan mencoba mencari penawar yg lainnya. ”
Di lobi hotel, satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yg ada. Berusaha mencari langganan yg biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yg nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yg sedang berbicara lewat telepon genggamnya.
” Bukankah kemarin aku sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah.
Apakah itu tdk cukup? ” Terdengar suara pria itu berbicara.
Wajah pria itu nampak masam seketika
” Datanglah kemari. Aku tunggu. Aku kangen kamu.
Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! ”
Kini satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dgn wanita.
Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu.
Dgn tenang, satpam itu berkata kepada Pria itu: ” Pak, apakah anda butuh wanita … Huh ”
Pria itu menatap sekilas kearah satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.
” Ada wanita yg duduk disana, ” satpam itu menujuk kearah wanita tadi.
satpam itu tak kehilangan akal utk memanfaatkan peluang ini.
“Dia masih perawan..”
Pria itu mendekati satpam itu.
Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. ” Benarkah itu? ”
” Benar, pak. ”
” Kalau begitu kenalkan aku dgn wanita itu … ”
” Dgn senang hati. Tp , pak …Wanita itu minta harga setinggi tingginya.”
” Aku tdk peduli … ” Pria itu menjawab dgn tegas.
Pria itu menyalami hangat wanita itu.
” Bapak ini siap membayar berapapun yg kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ….” Kata satpam itu dgn nada kesal.
” Mari kita bicara di kamar saja.” Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada satpam itu.
Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.
Di dalam kamar …
” Beritahu berapa harga yg kamu minta? ”
” Seharga utk kesembuhan ibu aku dari penyakit ”
” Maksud kamu? ”
” Aku ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan aku utk kesembuhan ibu aku . Itulah cara aku berterima kasih …. ”
” Hanya itu …”
” Ya …! ”
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda utk menjual kehormatannya. Wanita ini tdk menjual cintanya. Tdk pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yg tak lg gratis. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yg tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan utk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tdk melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dgn cara-cara terhormat.
” Siapa nama kamu? ”
” Itu tdk penting. Sebutkanlah harga yg bisa bapak bayar … ” Kata wanita itu
” Aku tak bisa menyebutkan harganya. Krn kamu bukanlah sesuatu yg pantas ditawar. ”
”Kalau begitu, tdk ada kesepakatan! ”
” Ada ! ” Kata pria itu seketika.
” Sebutkan! ”
” Aku membayar keberanianmu. Itulah yg dapat aku beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup utk membawa ibumu ke rumah sakit.
Dan sekarang pulanglah … ” Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
” Aku tdk mengerti …”
” Selama ini aku selalu memanjakan istri simpanan aku . Dia menikmati semua pemberian aku Tp dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali aku memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tp hari ini, aku bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yg gagah berani utk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yg tak ada nilainya bila aku bisa membayar …”
” Dan, apakah bapak ikhlas…? ”
” Apakah uang itu kurang? ”
” Lebih dari cukup, pak … ”
” Seblm kamu pergi, boleh aku bertanya satu hal? ”
” Silahkan …”
” Mengapa kamu begitu beraninya … ”
” Siapa bilang aku berani. Aku takut pak …Tp lebih dari seminggu aku berupaya mendapatkan cara utk membawa ibu aku ke rumah sakit dan semuanya gagal.
Ketika aku mengambil keputusan utk menjual kehormatan aku maka itu bukanlah krn dorongan nafsu. Bukan pula pertimbangan akal aku yg `bodoh` … Aku hanya bersikap dan berbuat utk sebuah keyakinan … ”
” Keyakinan apa? ”
” Jika kita ikhlas berkorban utk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yg akan menjaga kehormatan kita … ” Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar.
Seblm sampai di pintu wanita itu berkata:
” Lantas apa yg bapak dapat dari membeli ini … ”
” Kesadaran… ”
*************
Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yg sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
” Kamu sudah pulang, nak ”
” Ya, bu … ”
” Kemana saja kamu, nak … Huh”
” Menjual sesuatu, bu … ”
” Apa yg kamu jual?” Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tp wanita muda itu hanya tersenyum …
Hidup sebagai yatim lg miskin terlalu sia-sia utk diratapi di tengah kehidupan yg serba pongah ini. Di tengah situasi yg tak ada lg yang gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yg tak bisa dielakan. Tp Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan
….
” Kini saatnya ibu utk berobat … ”
Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: ” Tuhan telah membeli yg aku jual… ”.
Taksi yg tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dgn hati-hati dan berkata kepada supir taksi: ” Antar kami kerumah sakit …”

http://forum.dudung.net/

2 komentar:

maria mengatakan...

Dijual keperawanan, siapa yang mau beli? is a great post! thanks a lot to the author!

yopie mengatakan...

hahahahahha
judulnya bikin merinding

Posting Komentar