Sabtu, 19 Maret 2011

Pengertian komunikasi [2]

Selain faktor-faktor di atas, faktor dari pengirim dan penerima pesan yang dapat berpengaruh adalah kecakapan, sikap (keterbukaan, rasa percaya, rendah hati, pendengar yang baik, dan ekspresi wajah yang mendukung), pengetahuan, dan
sistem sosial.
Kecakapan
Menentukan keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi, bagaimana ia menggunakan gaya, teknik, dan mengatasi hambatan komunikasi.
Sikap
Dalam berkomunikasi diperlukan sikap yang dapat menunjang proses komunikasi. Sikap yang menunjang proses komunikasi antara lain kontak mata, posisi yang berhadapan, anggukan kepala, serta tidak melipat tangan atau kaki.
Jarak fisik. Penentuan jarak (space) dalam berkomunikasi sangat memengaruhi proses komunikasi. Jarak yang dianjurkan pada
komunikasi dua orang adalah ± 1 m, komunikasi lebih dari dua orang adalah ± 1-.2 m, dan komunikasi massa adalah ± 2—3 m.
Indra. Fungsi indra yang rusak atau terganggu akan memengaruhi proses komunikasi. Sebagai contoh, komunikasi dengan orang yang pendengarannya terganggu tidak bisa menggunakan komunikasi secara verbal.
Prasangka tidak beralasan atau persepsi yang salah. Proses komunikasi dapat terganggu karena adanya prasangka yang tidak beralasan. Hal ini dikarenakan adanya perasaan curiga atau pikiran negatif dari pengirim atau penerima pesan. Seorang bidan yang mempunyai pikiran negatif terhadap kliennya dapat menimbulkan rasa tidak hormat terhadap klien, menurunkan partisipasi, dan mengurangi rasa keterbukaan klien.
Terlalu mendominasi pembicaraan. Proses komunikasi yang tidak efektif dan efisien dapat terjadi karena salah satu pihak terlalu mendominasi pembicaraan. Tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengungkapkan perasaannya dapat menyebabkan komunikasi menjadi pasif, datar, dan tidak dinamis.
Pengetahuan
Pengetahuan mengenai komunikasi yang kurang akan mempersulit seseorang dalam mengkaji kebutuhan orang Iain serta tidak dapat memahami orang lain, teman sekerja, dan isi pekerjaan.
Sistem sosial
Latar belakang budaya dan bahasa sangat penting dalam berkomunikasi. Seseorang yang tidak paham mengenai sistem sosial akan sulit untuk melakukan komunikasi. Sebagai contoh, bidan yang berasal dari Jawa Timur akan mengalami kesulitan dalam hal bahasa dan kebiasaan apabila dia menjalani dinas di Jawa Barat—yang notabene—bahasa yang dipakai adalah bahasa Sunda.
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
Komunikasi massa
Disebut juga dengan komunikasi kelompok atau grup. Komunikasi massa merupakan penyampaian pesan dari seseorang kepada sekelompok besar orang, biasanya sebagian besar masyarakat. Sebagai contoh, pemberian penyuluhan kepada sekelompok ibu hamil tentang senam hamil.
Komunikasi intrapersonal
Disebut juga komunikasi individual. Komunikasi intrapersonal merupakan penyampaian pesan seseorang kepada dirinya sendiri.
Komunikasi interpersonal
Merupakan dasar penting dalam melakukan konseling kepada klien. Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang bersifat dua arah baik secara verbal maupun nonverbal. Sebagai contoh, komunikasi yang terjalin antara bidan dengan kliennya.
Komunikasi kelompok
Merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal, menyangkut komunikasi seseorang dengan beberapa orang lainnya. Komunikasi kelompok kecil adalah kelompok yang terdiri atas tiga sampai sepuluh orang. Masing-masing anggota kelompok menyadari keberadaan anggota lainnya, memiliki minat yang sama, dan/atau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
Komunikasi verbal
Komunikasi ini terkait dengan penggunaan kata-kata atau tulisan. Bahasa dapat efektif jika pengirim pesan dan penerima pesan dapat mengerti pesan secara jelas, penambahan satu kata dapat mengubah arti kalimat. Seorang bidan sering kali menangani klien dari berbagai daerah
yang berkomunikasi menggunakan bahasa daerahnya. Perbedaan bahasa ini biasanya dapat menimbulkan salah paham atau salah persepsi. Oleh karena itu, untuk membuat pesan menjadi jelas dan relevan, perawat harus menguasai teknik komunikasi verbal yang efektif. Karakteristik komunikasi verbal yang efektif adalah sebagai berikut.
Jelas dan ringkas. Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek, dan langsung. Penggunaan contoh dapat membuat penjelasan lebih mudah dipahami. Ulangi bagian penting dari pesan yang sedang disampaikan. Penerima pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa, dan di mana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana. Penggunaan kalimat Katakan pada saya di mana rasa nyeri Anda lebih baik daripada Saya ingin Anda menguraikan kepada saya bagian yang Anda rasakan tidak enak».
Perbendaharaan kata. Komunikasi tidak akan berhasil jika penerima pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan pengirim pesan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam kebidanan, keperawatan, dan kedokteran. Jika istilah teknis ini digunakan oleh bidan, klien menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti oleh klien. Lebih baik jika bidan menggunakan kalimat “Coba Ibu tidur telentang, sementara akan saya periksa kehamilan ibu” daripada menggunakan kalimat “Tidurlah, sementara saya palpasi perut ibu”.
Arti denotative dan konotatif. Suatu kata dapat mengandung beberapa arti. Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan, atau ide yang terdapat dalam suatu kata.
Intonasi. Bunyi suara pembicaraan dapat memengaruhi arti pesan. Kalimat sederhana, seperti “Bagaimana keadaan Ibu?” dapat
diekspresikan dengan penuh perhatian, gembira, susah, dan Iain-lain. Emosi seseorang secara Iangsung memengaruhi intonasi suaranya.
Kecepatan berbicara. Keberhasilan komunikasi verbal dipengaruhi oleh kecepatan bicara. Bidan sebaiknya tidak berbicara terlalu cepat sehingga kata-katanya menjadi tidak jelas. Bidan perlu menanyakan kepada klien apakah ia berbicara terlalu cepat atau terlalu lama.
Humor. Dugan (1989) menyatakan bahwa tertawa membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stress serta dapat meningkatkan keberhasilan bidan dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Namun, bidan perlu berhati-hati agar tidak menggunakan humor untuk menutupi ketidakmampuannya dalam berkomunikasi dengan klien.
Komunikasi nonverbal
Disebut juga bahasa tubuh, meliputi isyarat, pergerakan tubuh, dan penampilan fisik. Bidan perlu menyadari pesan verbal dan nonverbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi karena isyarat nonverbal menambah arti terhadap pesan verbal. Bidan yang memersepsikan pesan nonverbal akan lebih mampu memahami dan mendeteksi kondisi klien serta menentukan kebutuhan asuhan yang tepat untuk klien.
sumber :
Yulifah, Rita. Yuswanto, Tri Johan Agus. 2009. Bimbingan Dan Konseling Dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Online Casino Site | Slots | Casino Sites | Live Dealer Games
The latest online casino site offering online slots. Live casino games offer live dealers, live dealer games, and video luckyclub.live poker. Come join the fun today!

Posting Komentar