TOKYO (Suara Karya): Gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala richter (SR) menghantam timur laut Jepang, Jumat (11/3) siang, menyebabkan sedikitnya 200 hingga 300 orang tewas, 88.000 dinyatakan hilang, kebakaran, dan gelombang tsunami sekitar setinggi 10 meter di sepanjang pantai negara itu. Sebuah reaktor nuklir pun rusak.
Kilas balik
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 195 tsunami telah terjadi.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan,smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.
selengkapnya liat sini : http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami
So, ini seperti olimpiade di yunani, dimana istilah tsunami itu berasal dari jepang dan kali ini kembali ke jepang. Ok, kita tidak bicara tentang Istilah, selayaknya ketika Aceh terkena musibah, Jepang adalah salah satu negara relawan yang tulus membantu Aceh kala itu. Selayaknya negara yang memiliki kesusahan yang sama, sudah sepantasnya kita juga turut membantu mereka setidaknya dengan do’a.
“ketika ‘Tsunami’ pulang ke rumah, seluruh dunia berharap. semoga ‘Tsunami’ tertidur lelap selama-lamanya di antara gunung Fuji dan rindangnya pohon Sakura yang menenangkan hatinya”
“when 'Tsunami’s home, around the world hope. hopefully 'Tsunami' deep sleep forever among mountain Fuji and the shade of Sakura trees soothing of his heart "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar